Pengalaman Eva Hariyati Menginspirasiku

Ketika kita menulis dengan niat berbagi akan ada jalan Allah membukakan jalan dan mempertemukan kita dengan orang orang hebat yang luar bisa menginspirasi dan selalu berbagi. Semakin dibagi semakin tak terbatas
(Eva Hariyati Israel)

Penulis pemula dan berhasil menerbitkan buku dari Penerbit Mayor (Penerbit Andi) dengan menaklukkan tantangan menulis dalam seminggu dari Prof. Eko. Sangat Luar Biasa, tidak sembarang orang bisa melakukan. Dia adalah bagian dari sembilan orang hebat yang telah berhasil berkolaborasi dengan Prof. Eko dalam menulis buku dan diterbitkan di Penerbit Mayor. Sungguh pengalaman yang sangat menginspirasi. Mari kita berkenalan dengannya!

Mengenal Penulis Buku Kelas Maya

Eva Hariyati Israel, S.Kom adalah Guru TIK di SMA 1 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dia juga adalah instruktur kurikulum 2013 tingkat SMA provinsi Nusa Tenggara Timur dan Sahabat Rumah Belajar. Juga Peserta Pembatik Level 4 dan mendapat penghargaan sebagai terbaik 2 Pembatik Level 4 (Berbagi) tahun 2019 dan sekarang adalah calon pendamping guru penggerak angkatan 1 tahun 2020.

Jejak-jejak prestasinya bisa dilihat sebagai berikut:

Pengalaman Menulis Buku

Rasa syukur yang mendalam diungkapkannya ketika bisa berada di grup WA Belajar Menulis Bersama Om Jay dan kawan-kawan yang sangat memberikan ruang dan menjadi wadah untuk menggali potensi dan mengembangkan minat dan belajar dari pakar ahli. Itulah cikal bakal perjalanannya dalam menulis buku. Belajar di grup gelombang 7, dia dan teman-temannya yang lain belajar tahap demi tahap, mengeskplorasi dan elaborasi konsep dari setiap Narasumber yang dihadirkan.

Setiap hari berlatih menulis 3 paragraf pertama dari ide yang dilemparkan, awalnya dia bingung kenapa Om Jay mengajak menulis dengan tema kucing, siomay, anak bayi lalu disuruh merangkai kata minimal 3 paragraf. Hari demi hari makin bertambah pengalaman menulis yang didapat.

Hingga pada malam itu menerima materi dari Prof.Richardus Eko Indrajit, saat materi berakhir Prof Eko mengajak sekaligus memberikan tantangan berkolaborasi menulis bersama Beliau tapi menulisnya satu minggu .Malam itu belum ada yang mengiyakan karena merasa masih pemula dan masih belum percaya dan sama sekali tidak yakin bisa.

Setelah dihari berikutnya Om Jay melemparkan sederet tema yang ditawarkan oleh Prof.Eko dan mereka diminta menjawab siapa yang bersedia dan disilahkan copy paste dan menuliskan nama serta nomer handphone, dia membaca setiap tema yang semuanya berkaitan dengan IT, meski dia Guru TIK namun dia merasa belum memiliki potensi untuk menuliskan konsep konsep tema yang ditawarkan Prof.Eko waktu itu. Namun dia menjawab tantangan itu untuk membuktikan kemampuannya menulis buku dengan memberanikan diri menuliskan nama dan nomer handphone sehingga bisa bergabung dalam grup menulis bersama Prof.Eko yang berjumlah 21 orang.

Setelah mengirimkan main map tentang buku yang akan ditulis kepada Prof Eko yang dijawab beliau "VERY GOOD, bisa buat daftar isinya dan kirim ke saya" maka dia mulai bersemangat namun merasa bingung sendiri. Dia memulai petualangan dengan membuka sejumlah referensi salah saunya buku dari bapak Akbar tentang UKTUB panduan lengkap menulis buku dalam 180 hari dan referensi buku yang ditulis Om Jay. Dia mulai  belajar tahap membuat daftar isi dan mengembangkannya dari main map. 

Di hari kedua setelah berhasil menyerahkan outline (daftar isi) buku yang akan ditulis dan dikirimi cover buku yang dibuat Prof. Eko membuatnya menjadi bersemangat dan merasa buku itu sudah selesai meskipun baru covernya saja, dan iitu membuatnya sangat senang luar biasa.

Hari ketiga, keempat dan kelima dilewatinya dengan khusyu dan fokus dan tanpa buang-buang waktu dan benar-benar berada dalam kegilaan menulis sehingga sudah mau tidur otak masih berfokus dan berpikir tulisan apalagi, ide apalagi yang harus ditambahkan. Seminggu yang dijalaninya dengan pikiran, hati dan raga menjadi satu seiring sejalan, tak ingat lagi yang lain, yang diingat hanya deadline yang hampir habis dan harus kelar dan terkadang rasa kantuk yang dirasakannyapun hilang dengan sendirinya ketika tangan sudah asyik menari-nari di atas keyboard.Dalam hatinya selalu berdo'a supaya diberi kemudahan dan kesehatan.

Sungguh mengagumkan dan pengalaman yang tak akan terlupakan, ternyata dia bisa membuktikan bahwa bisa menulis Buku 1 minggu, dengan editingnya 2 minggu dan sudah siap disetorkan ke Prof Eko untuk disempurnakan dan dikirim ke penerbit.dan dari 21 peserta yang tergabung hanya 11 orang yang berhasil menjawab tantangan dan berselang 2 minggu kemudian 23 Mei 2020 tiba waktu mendengarkan hasil  Evaluasi dan pengumuman tulisan yang Lolos untuk diterbitkan di penerbit Andi, dan dia termasuk dalam 9 orang penulis yang berkolaborasi dengan Prof.Eko yang berhasil diterima tanpa revisi. Kepuasan bathin yang luar biasa tak ternilai harganya yang dirasakannya. 

Pengalamannya sebagai sahabat rumah belajar memberinya inspirasi untuk menulis tentang Kelas Maya rumah belajar, pengalaman sebagai isntruktur kurikulum 2013 menginspirasinya menulis optimalisasi model-model pembelajaran inovatif dan pengalamannya sebagai calon pendamping selama 9 hari menginspirasinya lagi menulis buku dengan judul Belajar Merdeka, Merdeka Belajar dan sudah setengah jalan Bab I. Dia benar-benar menjadikan pengalaman sebagai inspirasi dan itu juga menginspirasi saya. Semangat.

Pesan yang disampaikannya untuk menjadi motivasi kita adalah "Ketika kita menulis dengan niat berbagi akan ada jalan Allah membukakan jalan dan mempertemukan kita dengan orang-orang hebat yang luar biasa menginspirasi dan selalu berbagi. Semakin dibagi semakin terbatas. Dan benar semakin kita niat berbagi ada saja ide-ide yang muncul dalam pikiran dan hati kita". Ketika sudah menghasilkan satu karya (pecah telur) maka hal itu memotivasinya lagi untuk menghasilkan karya-karya lainnya.  

Setelah buku rampung ditulis dan diminta Prof.Eko untuk menyiapkan 2 atau 3 pengantar atau testimoni dari orang orang yang dianggap penting maka orang pertama yang dimintanya dan hampir semua buku yang terbit di akademi EKOJI ada pengantar dari Om Jay. Hal ini benar benar motivasi yang luar biasa, hingga beberapa teman yang dia minta untuk menyampaikan testimoni dan sekapur sirih untuk bukunya dengan senang hati menuliskannya.Semangat berbagi ini juga yang mengantarkannya mendapatkan kata pengantar dalam buku pertama dari bapak Gogot Suharwoto, kepala Pustekkom 2017-2020 Dengan memposting judul Buku kelas Maya di FB tidak disangka berbagai apresiasi dan do'a tulus dari teman teman dan sahabatnya menjadi semangat yang semakin menggerakkannya. Apalagi dengan pesan yang diberikan Prof Eko kepadanya bahwa Cita-cita itu harus dikejar seperti laskar pelangi membuatnya semakin termotivasi dan meyakinkan diri dan membuktikan bahwa dia bisa.

Ibu Eva Hariyati ini juga meminta kita untuk selalu berpikir positif dan membangun mindset dan motivasi agar bisa meningkatkan percaya diri dalam menulis. Terus menggali referensi dengan membaca tulisan orang lain, di blog, di web, di youtube dan di toko buku untuk terus menemukan ide-ide baru dalam menulis. Juga meyakini bahwa setiap hasil tulisan kita layak dan punya ciri sendiri dan tidak bisa disamakan dengan tulisan orang lain karena kita juga punya potensi yang berbeda dan cara menuangkannya juga berbeda.

Untuk mengatasi hambatan dalam menulis maka menurut Bu Eva adalah dengan selalu SEMANGAT karena semangatlah yang menguatkan dan menggerakkannya. Ketika kita ingin menulis maka segeralah tuangkan tulisan tersebut.

Adapun outline dan buku yang berhasil ditulis dan diterbitkan penerbit Andi dapat dilihat berikut ini:

Pengalaman yang disampaikan oleh bu Eva sungguh luar biasa. Semoga bisa mengisnpirasi kita semua.

KITA BISA , hilangkan keraguan yang ada, hargai potensi kita sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna dan memiliki bakatnya masing masing. Yakinkan dalam diri batu hambatan yang ada dalam diri harus bisa kita pecahkan.

(Eva Hariyati Esrael)

#Resume Ke-19

Hari/Tanggal     : Senin/14 September 2020

Nara Sumber    :  Eva Hariyanti Israel, S.Kom

Moderator        :  Bambang Purwanto (Mr. Bams)